Menjaga Ucapan


"Omdo" omong doang sebuah istilah bermakna negatif. Mereka banyak bicara namun pengaplikasiannya masih tanda tanya. Perlu diwaspadai tentang penyakit satu ini, memang sulit untuk kita sadari namun gak mau kan kita sampai di cap sebagai orang yang kebiasaan omdo (omong doang) atau dengan istilah lain mulut besar dan dalam peribahasa yang terdapat di dalam buku saku bahasa indonesia (punya kan??) 'tong kosong nyaring bunyinya' yang diartikan dia banyak bicara ini itu namun dalam mengaplikasikannya ato kenyataannya gak sesuai dengan ucapannya. naudzubillah ...semoga kita dijauhkan dari sifat itu dan senantiasa menjaga ucapan yang kita keluarkan.. Karena nantinya setiap ucapan yang kita keluarkan akan dipertanggungjawabkan di hari pembalasan.. okey let's pray : wish God bless us.. amien..
Oh ya, dari sejlentreh definisi omdo dari paragraf di atas, udah cukup jelas kan gaes dan udah pada punya gambaran mengenai orang-orang yang masuk dalam definisi tersebut. Di sini sisi negatif dari para penganut omdo banyak banget serta merugikan sekali gaes. Contohnya nih yang semula kita bisa dipercaya sama suatu kelompok orang eh omdonya keluar ! gimana sekelompok orang tersebut bisa percaya lagi kepada kita? udah gak bakal dipercaya lagi. laluu selain dapet dosa itu dah pasti, kita jadi kebiasaan gak bertanggung jawab, secara nih mulut kita udah gembor-gembor okee iya bakal gini bakal gitu (niat baik) eehh ternyata ntarnya mau gini mau gitu udah kedahuluan malesnya (kecuali kalo dapet halangan itu dah beda ceritanya) nah gak bertanggung jawab kan ? orang yang kebiasaan omdo kalo digambarin di skema itu kayak gini --->
ada beberapa faktor yang nyebabin dia gak jadi ngerjain apa yang sudah diucapkannya, salah satunya adalah emang sifatnya gak bertanggungjawab trus jadi kebiasaan, salah duanya ada sifat riya'nya dia genbor-gembor duluan biar orang-orang tau dulu kalo dia punya niat baik terus setalah orang-orang pada tau si tersangka ato yang gembor-gembor itu udah keburu puas dan mengaplikasikannya dirasa sudah tidak perlu lagi. Salah tiganya hmm kebiasaan, salah empatnya kecerdasan verbal-linguistiknya terlalu tinggi mungkin kali yaa, tapi salah arahan dianya, andai saja kelebihan kecerdasan itu bisa diarahkan ke hal positif contohnya jadi penyiar televisi/radio/apalah kan bagus yah dan bernilai.. orang yang punya kecerdasan ini memang pintar merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat yang menarik dan harusnya kelebihan ini diarahkan ke positif yaah.. salah empatnya kebiasaan.. aduuh aku terlalu banyak nulis point kebiasaan yaa,,hihihi.. kebiasaan itu yang paling sulit dirubah bahkan ada yang tidak menyadarinya tentang kebiasaan omdonya, wah udah stadium akut nih ..hehe
Aku punya temen gaes yang membuat aku terinspirasi untuk menulis tulisan sederhana ini dan perlu banyak belajar dari dia, soalnya saya pribadi juga terkadang gak tau kalo ternyata aku pernah omdo juga,, astaghfirulloh..  menjaga lisan disetiap ucapan dan menanggung semua dari setiap perkataan memang tidak mudah tapi alangkah baiknya kita biasakan sejak dini kan,, merubahnya sedikit demi sedikit membiasakan untuk berkata-kata baik dan sesuai dengan fakta. Nah cerita tentang temanku itu namanya Nizar Fahrudin (waah sebut merk! baru kali ini aku mencantumkan namanya pada tulisanku.hihihi) dia selalu berhati-hati dalam berucap dan bisa menanggungjawabkan atas ucapannya, dalam mengaplikasikannya dia gak nihil gitu deh berro.. contoh kecil nih, aku inget dia pernah berkata : jam setengah 6 itu harus sudah sholat shubuh, jam 2 itu harus sudah sholat dhuhur, jam 5 itu harus udah sholat ashar. dia perfekly bisa mengaplikasikannya dan bahkan ketika aku melanggarnya dia bakal marah-marah.hehe.. seneng kalo punya teman yang mengingatkan pada hal kebaikan. Ada satu pelajaran lagi yang aku dapet dari dia, emang dia itu gak pernah marah secara fisik dan suka memendam sesuatu yang memang suatu hal yang tak perlu untuk di ucapkan, ketika dia marah dia pasti diam, dia memilih untuk diam bukan berarti dia siap untuk diinjak-injak ohh bukan, dia menjaga agar ucapan yang dia keluarkan ketika sedang marah tidak menyakiti orang lain dan tentu ketika marah pasti yang dikeluarin yang jelek-jelek kann.. syukur-syukur deh semoga aku juga bisa meniru kebiasaan-kebiasaan baiknya.. So, mari kita biasakan menjaga ucapan kita agar yang keluar baik-baik dan tidak menyakiti orang lain. :)

"Orang yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, hendaknya berkata yang baik. Atau, (jika tidak bisa) lebih baik diam". (HR. Bukhori)

By : Nita inspirated from Nizar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian dan Faktor-Faktor Pendidikan

BAB 1-4 PKM PGSD

MAKALAH AKHLAK DAN SASARAN AKHLAK